kerugian teknik pengeringan daging atau ikan adalah

SekolahMenengah Pertama terjawab 1.kerugian teknik pengeringan daging atau ikan adalah a.menjadi bahan pangan baru bahan berubah c.beratnya menyusut drastis d.lebih praktis 2.contoh makanan khas daerah yang mengandung protein tinggi, kecuali a.otak otak b.sate c.getuk singkong d.pepes ikan a Ikan atau fillet direndam di dalam larutan garam 20% selama 30 menit. Ke dalam larutan garam, dapat ditambahkan bumbu. b. Pengukusan Ikan atau fillet yang telah digarami dikukus selama 20 menit. 3) Pengeringan Ikan atau fillet yang telah dikukus, dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering. Prosespenggaraman biasanya diikuti oleh proses pengeringan untuk menurunkan lebih lanjut kadar air yang ada dalam daging ikan, proses penggaraman dipengaruhi oleh ukuran butiran garam (ukuran yang baik 1 - 5 mm), ukuran ikan (semakin besar ikan semakin banyak garam yang dibutuhkan) dan kemurnian garam (garam yang baik adalah garam murni/Nacl). d. Rencontre Femme De L Est En France. 0% found this document useful 0 votes397 views6 pagesOriginal TitleProses Pengeringan ikan dan © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes397 views6 pagesProses Pengeringan Ikan Dan DagingOriginal TitleProses Pengeringan ikan dan to Page You are on page 1of 6 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Pengeringan ikan merupakan proses pengolahan yang telah dilakukan sejak zaman dahulu, di mana terjadi penguapan air dalam tubuh ikan ke lingkungan sekitarnya yang disebabkan oleh perbedaan kadungan uap air ikan dengan udara disekitarnya. Buku ini menjelaskan tentang proses pengeringan ikan mulai dari persiapan bahan baku, tahapan-tahapan yang dilakukan, peralatan yang digunakan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Proses pengeringan ikan juga dimaksudkan untuk mencegah mikro organisme dan kegiatan enzim yang menyebabkan penurunan kualitas ikan yang mengakibatkan kemunduran mutu. Melalui proses pengeringan, kegitan mikro organisme dan enzim pembusuk dapat dicegah sehingga ikan memiliki daya awet lebih lama. Buku ini juga mengulas tentang metode pengeringan ikansecara modern menggunakan alat mekanik dan menggunakan oven yang sederhana maupun oven listrik dan bersifat modern. Pengeringan ikan dapat dilakukan dengan berbagaicara yakni menggunakan sinar matahari, udara panas, cabinet vakum, pengeringan beku freeze dryer, gelombang mikro dll. Aspek gizi ikan kering juga dibahas untuk melengkapi konteks dari buku ini, seperti kandungan protein, lemak, vitamin, mineral dan lain-lain. Protein ikan diketahui mengandung asam amino esensial dan asam amino non esensial. Kekurangan nutrisi ikan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti busung lapar, kesehatan mata, kulit dan tulang, bahkan dapat juga menurunkan kecerdasan anak. Selain protein, lemak ikan juga tidak kalah penting perannya dalam metabolisme untuk menjaga kesehatan manusia. Lemak ikan mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuhyang lebih banyak jika dibandingkan dengan lemak hewan darat, namun demikian daging ikan sangat mudah teroksidasi. Figures - uploaded by Putut Har RiyadiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Putut Har RiyadiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available ... Olahan tradisional yang biasanya dilakukan yakni pengeringan alami menggunakan sinar matahari. Menurut Swastawati et al., 2019, pengeringan ikan secara tradisional biasanya dilakukan dengan menjemur ikan di bawah sinar matahari dengan berulang-ulang membalik ikan agar kering merata. Namun, proses pengeringan ikan di Desa Dulangeya dilakukan dengan mensejajarkan 4-5 ekor ikan yang sudah disiangi dan menjemurnya dengan cara digantung di lapak-lapak jualan ikan di pinggir jalan. ...Desa Dulangeya merupakan salah satu desa di Pesisir Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo. Salah satu potensi Desa pada sektor perikanan adalah ikan karang batu yang dijual dalam bentuk segar atau diolah secara tradisional menjadi ikan kering gantung. Teknik pengeringan secara tradisional memiliki kelemahan terutama dalam ketidakhigienisan produk. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan keterampilan masyarakat lokal dengan memberikan edukasi dan pelatihan tentang proses pengolahan ikan asap melalui pengaplikasian rumah asap model kabinet dan kemasan plastik vakum. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Dulangeya, Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo selama 45 hari. Pelatihan dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan edukasi terkait produk olahan ikan asap yang dilanjutkan dengan kegiatan praktik pembuatan ikan asap dan pengemasan. Kelompok sasaran kegiatan yakni istri-istri nelayan di Desa Dulangeya. Melalui kegiatan ini, masyarakat Desa Dulangeya memperoleh keterampilan tambahan dalam membuat produk ikan karang batu asap khas Dulangeya. Masyarakat dikenalkan dan diberikan edukasi terkait proses pengasapan menggunakan rumah asap model kabinet tertutup sebagai upaya mengoptimalisasi pemanfaatan panas dan asap yang terperangkap. Selain itu, model konstruksi kabinet tertutup juga ditujukan untuk meminimalisasi kontak langsung produk dengan sumber-sumber pencemar. Masyarakat juga dilatih dan ditingkatkan keterampilannya dalam hal mengemas produk menggunakan alat vacuum sealer dan plastik vakum serta pemberian label kemasan, sehingga dihasilkan produk ikan karang batu asap yang higienis dan menarik. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat mitra kegiatan telah mampu membuat produk ikan karang batu asap yang higienis dengan kemasan plastik vakum dan label kemasan yang menarik sebagai produk inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat asin merupakan salah satu produk olahan ikan yang diawetkan dengan garam dan sangat digemari masyarakat sebagai lauk pauk. Pengolahan ikan asin yang cenderung mengabaikan unsur sanitasi dan higienitas serta penggunaan formalin memberikan potensi berbahaya jika dikonsumsi manusia. Penerapan rak pengering ikan dengan konsep PEHI_LING Praktis Ekonomis dan Higienis yang berwawasan Lingkungan diharapkan menjadi solusi bagi pengolahan ikan asin yang lebih terjamin kualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan performa ikan asin pra dan pasca penerapan rak pengering ikan PEHI_LING pada ikan Petek, Layur dan Teri di sentra ikan asin Desa Kedungmalang Kabupaten Jepara. Uji yang digunakan antara lain uji bebas formalin, uji mikrobiologis dan analisis proksimat. Hasil pengujian menunjukkan ikan asin yang diproduksi masyarakat Kedungmalang 70 % mengandung formalin, sisanya bebas formalin. Ikan Asin dengan penerapan PEHI_LING 100% bebas formalin. Tidak ditemukan cemaran bakteri patogenic Escherichia coli dan Salmonella spp pada ikan asin Pra dan pasca PEHI_LING. Uji Proksimat menunjukkan rata-rata protein ikan asin pasca penerapan PEHI_LING lebih tinggi daripada sebelum penerapan PEHI_LING. Belvi VatriaAbstrak Ikan bandeng adalah ikan yang banyak digemari oleh masyarakat kita , banyak hasil olahan ikan bandeng yang kita ketahui antara lain bandeng asap, bandeng presto dan lainnya. Meski mempunyai cita rasa yang spesifik dan banyak digemari namun ikan bandeng mempunyai kelemahan banyak duri yang tersebar diseluruh bagian daging. Pengolahan bandeng tanpa duri merupakan salah satu proses diversifikasi produk olahan hasil perikanan yang baru di masyarakat. Bandeng tanpa duri adalah ikan bandeng segar dimana secara biologi struktur tubuhnya banyak terdapat duri halus, dan untuk menghilangkan faktor pembatas duri halus tersebut telah tersedia teknologi tepat guna yang sederhana melalui pengkajian letak dan struktur duri dan menghilangkannya dengan cara mencabut duri. Ikan bandeng tanpa duri merupakan produk yang masih mentah dan diharapkan produk tersebut dapat diolah menjadi produk lanjutan seperti bandeng asap tanpa duri atau produk-produk olahan lainnya. Kata kunci ikan bandeng tanpa duri, proses IrawanGuntarti SupeniKemasan makanan dan peralatan rumah tangga pada saat ini sangat beragam. Masyarakat dihadapkan pada banyak pilihan, namun diindikasikan adanya bahaya migrasi dibalik penggunaan produk tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang karakterisasi migrasi kemasan dan peralatan rumah tangga berbasis polimer. Penelitian telah dilaksanakan di Balai Besar Kimia dan Kemasan BBKK. Metode penelitian dilakukan dengan pengambilan contoh di pasaran yaitu pasar modern maupun tradisional dengan pengujian rutin di laboratorium. Selanjutnya contoh diuji global migrasi dan kandungan logam termigrasinya. Contoh dikategorikan ke dalam 3 tiga kategori yaitu melamin melamine formaldehyde, kemasan multilayer, dan contoh produk yang berbasis atau berbahan baku polimer kemasan dan peralatan rumah tangga. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis serta membuat database produk kemasan dan peralatan rumah tangga yang berbahan dasar polimer yang beredar di masyarakat. Standar acuan yang digunakan untuk menentukan ambang batas migrasi yang diperbolehkan adalah Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM No. HK tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan makanan dan peralatan rumah tangga yang beredar di pasaran masih dalam batas aman digunakan untuk produk makanan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji global migrasi, formaldehid terekstrak, dan kandungan logam termigrasi masih berada di bawah ambang batas maksimal yang pengeringan ikan petek Leiognathus sp. telah dilakukan menggunakan alat pengering mekanis tipe vertikal dengan dimensi 60 cm x 60 cm x 270 cm yang dilengkapi penarik udara dari dalam ruang pengering dengan daya 150 watt rpm. Dinding alat pengering terbuat dari lembaran akrilik dengan ketebalan 40 mm. Alat pengering ini menggunakan bahan bakar LPG. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja alat pengering dan untuk mengetahui laju kecepatan penurunan bobot ikan. Ikan petek sebelum dikeringkan telah direndam dalam larutan garam 3% selama 60 menit kemudian disusun di atas rak dengan kapasitas 1,74 kg/rak. Selanjutnya rak dimasukkan ke dalam ruang pengering. Percobaan ini dilakukan sebanyak 3 kali dan setiap ulangan menggunakan ikan petek sebanyak 10,44 kg. Lama pengeringan 720 menit yang menghabiskan LPG sebanyak 3,465 kg atau setara dengan 53,9 kkal/menit. Selama proses pengeringan diamati penurunan bobot ikan dan kadar air, serta kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang diamati setiap 30 menit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban di dalam ruang pengeringan berkisar antara 26,03–55,86°C dan 22,3–78,05%. Jumlah bobot ikan yang hilang selama 720 menit proses pengeringan sebanyak 52%. Kecenderungan penurunan bobot ikan diperoleh persamaan garis logaritma y = -0,2 ln x + dengan nilai r2 = 0,999. Kadar air diperoleh sebesar 47,94% dan nilai aw 0,483 Yusra Yusrap>Masyarakat Sumatera Barat sejak lama mengenal ikan salai, yaitu ikan yang dikeringkan melalui proses pengasapan. Hampir semua jenis ikan dapat dibuat ikan salai, salah satunya adalah ikan Nila Oreochromis niloticus . Penelitian ini dilakukan di Nagari Koto Malintang, Bayua dan Sigiran Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam pada bulan Mei 2015. Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui proses pengolahan ikan Nila Oreochromis niloticus asap yang biasa dilakukan oleh nelayan pengolah dan 2. Program kelayakan dasar GMP dan SSOP dan tingkat penerapannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan kegiatan ini diketahui proses pengolahan ikan Nila Oreochromis niloticus asap masih bersifat tradisional dan belum menerapkan standar GMP dan SSOP dalam mengolah ikan asap. Kata kunci Penerapan, GMP, SSOP, Nila Oreochromis niloticus ,1% ebr. Jbke kedgudced ebr bdb gbkuredcb, oektirb midcefemb kisufbted gefem miteolfbsmidye, yebtu gefem nef miferutked mekeded. Qege keger ebr 71%, oektirb sugen tbgek obse ektbh, oenked sioecbed sugen metb, titepb splredye mesbn titep nbgup. Pplre bdb eked tumoun ged ektbh fecb jbke keger ebr debk kimoefb. Lfin keride btu, bked nempir sifefu gbceremb sioifum gbfekuked pidcirbdced udtuk midcnemoet pimousuked sifeme pirusis pidcirbdced. Btufen sioeodye bked kirbdc nempbr sifefu gbeslsbesbked gidced bked esbd. Qidcirbdced eked oirtemoen oebk ged `ipet, obfe sioifumdye bked btu gbceremb gidced jumfen cerem yedc `ukup udtuk midcnidtbked kicbeted oektirb pimousuk. Qrlsis pidcirbdced gbgeserb tirjegbdye pidcueped ebr pidcbseped ebr lfin ugere, keride piroigeed kedgudced uep ebr edtere ugere ged prlguk yedc gbkirbdcked. Kedgudced uep ebr ugere fiobn ridgen eteu mimpudyeb kifimoeoed dbsob yedc `ukup ridgen, sinbdcce `ipet tirjegb pidcueped. Epefecb obfe sbder metenerbdye `ukup tirbk ged oedyek edcbd. Mekbd oiser piroigeed eteu mekbd ridgen kifimoeoed dbsobdye mekbd oedyek kedgudced ebr prlguk yedc gbkirbdcked gepet midcuep, sioeo mekbd oiser kisedccuped ugere udtuk midempudc uep ebr. Ki`ipeted pidcueped eteu pidcirbdced bked gbtidtuked lfin hektlr-hektlr sioeceb oirbkut Ki`ipeted ugere ,timpiretur ugere,kifimoeoed ugere, ukured ged tioef, Mekbd fues pirmukeed bked, mekbd `ipet pidcirbdced , ged sbhet bked. Cemoer 5. Qidcerun eren efbred ugere tirnegep ki`ipeted pidcirbdced Jidbs-jidbs bked yedc oedyek gbcudeked prlsis pidcirbdced pege umumdye jidbs-jidbs bked yedc tbgek ikldlmbs pidtbdc sipirtb pitik, mujebr, tirb, kudbred, cufemen, feyur ged sioecebdye. Gefem prlsis pidcirbdced nidgekdye gbpirnetbked jidbs-jidbs bked yedc eked gbkirbdcked. Keride ege bked yedc oedyek midcedgudc fimek hetty hbsn ged yedc sigbkbt eteu tbgek oirfimek fim hbsn. Qidcirbdced bked oirfimek tbdccb, sirbdc kefb midcefemb lksbgesb gidced ugere. Nef bdb eked midbmoufked oeu tidcbk. Ydtuk midcnbdgerb nef tirsiout gepet midccudeked oened edtb lksbgesb sipirtb esem esklroet vbtembd , jiruk dbpbs, kudybt ged febd-febd. Gefem pidccudeed bked yedc gbcudeked udtuk pidcirbdced sioebkdye midccudeked bked yedc sicer. Wedge-tedge bked sicer egefen  Bdsedc oirwerde miren sempeb miren tue, tiredc eteu `iren ged tbge oiroeu ousuk.  Fidgbr midutupb tuoun bked ged oeudye knes midurut jidbs bked. _upe fidgbr `imirfedc sipirtb fidgbr bked nbgup.  Kufbt `imirfedc ged oifum puger.  Pbsbk mifiket kuet pege kufbt, oirwerde midckbfep gidced tedpe-tedge eteu werde knusus, tirtutup fidgbr jirdbn, sbsbk oifum oedyek yedc fipes.  Gecbdc ged kufbt `iren sirte ifestbs, obfe gbtiked tbgek ege oikes jerb.  _ldcce pirut oirsbn ged oioes gerb oeu-oeued yedc midusuk.  Geiren sipedjedc tufedc oifekedc sicer ged oirwerde miren, gecbdc obfe gbseyet mifiket kuet pege tufedc oifekedc tiruteme pege tufedc rusukdye.  Oeu bked sicer midyidedcked sipirtb ebr feut, tbgek ege oeu-oeu yedc esbdc eteu tbgek idek. o. Obesedye bked yedc gbjimur egefen bked-bked yedc sugen gbceremb tirfiobn genufu. Qidcceremed gbmeksugked udtuk mid`icen pimousuked sifeme pidcirbdced oirfedcsudc. Pigedc udtuk bked-bked yedc ki`bf gepet gbjimur tedpe gbceremb, keride bked yedc ki`bf `ipet kirbdc, tiruteme pege `ue`e pedes. ?. MIKEDBPMI QIDCI_BDCED Qrlsis pidcirbdced gbpirlfin gidced `ere pidcueped ebr. ere bdb gbfekuked gidced midurudked kifimoeoed dbsob ugere gidced midcefbrked uger pedes gb sikifbfbdc oened, sinbdcce tikeded uep ebr oened fiobn oiser gerb pege tikeded uep ebr gb ugere. Qiroigeed tikeded bdb midyioeoked tirjegbdye efbred uep ebr gerb oened ki ugere. Hektlr-hektlr yedc mimpidcerunb pidcueped egefen 5. Feju pimedesed wektu idircb eteu pedes gbpbdgenked pege oened. ?. Jumfen pedes yedc gboutunked udtuk midcuepked tbep pludg ebr. 0. Punu meksbmum pege oened. 7. Wikeded pege seet tirjegbdye pidcueped. 9. Qiruoened febd yedc mudckbd tirjegb gb gefem oened sifeme prlsis pidcueped oirfedcsudc. Qirbtbwe yedc tirjegb sifeme pidcirbdced mifbputb gue prlsis yebtu e Qrlsis pirpbdgened pedes, yebtu prlsis midcuepked ebr gerb gefem oened eteu prlsis piruoened oidtuk `ebr ki oidtuk ces o Qrlsis pirpbdgened messe, yebtu prlsis pirpbdgened messe uep ebr gerb pirmukeed oened ki ugere. Qrlsis pidcirbdced pege oened gbmede ugere pedes gbefbrked gepet gbedccep suetu prlsis egbeoetbs. Nef bdb oirertb oenwe pedes yedc gboutunked udtuk pidcueped ebr gerb oened nedye gboirbked lfin ugere pidcirbdc gidced pbdgen pedes si`ere kldguksb eteu regbesb tedpe temoened idircb gerb fuer. Kitbke ugere pidcirbdc midimous oened oesen, sioecbed pedes sidsboif ugere pidcirbdc gbuoen midjegb pedes fetid semobf midcnesbfked uep ebr. E. Jidbs- Jidbs Qrlsis Qidcirbdced Oirgeserked `ere pidccudeed ugere ged pedes prlsis pidcirbdced gboecb midjegb 0 tbce keticlrb yebtu e. Qidcirbdced Ygere Qedes gbpbdgenked midimous oened, oebk gerb ugere meupud gerb pirmukeed oened yedc gbkirbdcked eteu gbpedesked. Yep ebr gbpbdgenked gidced pidcnimoused ugere. Qireded ugere sedcet pidtbdc sioeceb pidcnedter pedes ki gefem oened yedc gbkirbdcked, midcemobf uep gbgeiren pidcueped ged timpet mimouedc uep yedc tifen gbemobf gerb timpet pidcirbdced. o. Qidcirbdced Nempe ugere Kiudtudced gefem pidcirbdced nempe ugere gbgeserked pege kidyeteed oenwe pidcueped ebr tirjegb fiobn `ipet pege tikeded ridgen gerb pege tikeded tbdccb. Qedes yedc gbpbdgenked gefem pidcirbdced nempe ugere umumdye si`ere kldguksb eteu regbesb. `. Qidcirbdced oiku Yep ebr gbsuofbmesbked kifuer gerb oened. Ptruktur oened titep gbpirtenedked gidced oebk pege kldgbsb bdb. Punu ged tikeded yedc sisueb nerus gbpirsbepked gb gefem efet pidcirbdc udtuk midjembd tirjegbdye prlsis suofbmesb. Wikeded udtuk suofbmesb egefen 5??1 Otu/fo eteu 83> kef/kc. O. MEEM-MEEM QIDCI_BDCED Qege geserdye pirsbeped prlsis pidcirbdced bked nempbr seme gidced prlsis pidcceremed pege pimoueted bked esbd. Oigedye egefen tbgek egedye pirfekued pimoirbed cerem si`ere knusus. Qidcewited bked gidced `ere midcuredcb keger ebr Abstract Ikan asin kering merupakan komoditas yang mudah mengalami proses kemunduran mutu dan pembusukan. Untuk menjaga mutu ikan tetap baik maka dilakukan pengawetan dengan cara penggaraman dan pengeringan. Proses pengeringan ikan terdiri dari dua cara yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan. Pengeringan alami mempunyai kelemahan yaitu ketergantungan pada kondisi cuaca dan butuh waktu pengeringan yang lama. sedangkan pengeringan buatan tidak tergantung dengan kondisi cuaca dan waktu yang dibutuhkan pada saat proses pengeringan lebih sedikit. Waktu dan suhu yang dibutuhkan untuk mengeringkan ikan sangat berfariasi sesuai dengan jenis dan bentuk ikan yang dikeringkan. Rata-rata suhu yang dibutuhkan untuk mengeringkan ikan adalah 45oc – 80oc dan waktu yang dibutuhkan antara 6 jam hingga 12 jam. Semakin lama waktu pengeringan dan semakin tinggi suhu yang digunakan akan semakin tinggi hasil uji kadar abu, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar lemak hal ini berbanding terbalik dengan pengujian kadar air. Temperatur dan waktu pengeringan sangat berpengaruh terhadap mutu ikan kering. Mutu ikan kering dinilai dari kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar lemak, kadar karbohidrat, kenampakan, tekstur, rasa dan aroma. Dari hasil uji mutu hedonik untuk parameter kenampakan, tekstur, rasa dan aroma dapat diterima oleh panelis dan sesuai dengan SNI 01-2721-1992. Pengeringan Daging Oleh Windu Bahari Desember 7, 2007 By Ahmad Windu Bahari A. Definisi PengeringanPengeringan adalah proses mengurangi kadar air suatu bahan pangan dengan mengeluarkan sebagian kadar air bahan pangan tersebut dengan metode penguapan dengan energi panas sehingga mikroorganisme yang terdapat pada bahan pangan tersebut tidak dapat tumbuh pengeringan adalah bahan pangan akan lebih awet, volume serta beratnya akan berkurang sehingga akan menurunkan biaya untuk transportasi bahan pangan tersebut. Kerugian pengeringan adalah sifat bahan akan berubah baik bentuk, fisik, kimia, maupun mutunya, serta perlu diadakan rehidratasi atau perendaman bahan pangan dalam dua metode pengeringan, yaitu1. Sun dryingYaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas matahari. Keuntungan metode ini adalah energi panas didapat secara gratis karena langsung dari panas sinar matahari. Kerugian metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan tidak dapat diatur serta kebersihan bahan pangan yang dikeringkan tidak Artificial dryingYaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas yang berasal dari suatu mesin pengering. Keuntungan metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan dapat diatur serta kebersihan bahan pangan lebih terjamin. Kerugiannya adalah membutuhkan biaya lebih banyak karena mesin pengering memerlukan listrik untuk menghasilkan drying dapat dibagi menjadi• Cabinet dryer• Vacuum dryer• Spray dryer• Freeze dryerFaktor-faktor yang memengaruhi kecepatan pengeringan antara lain1. sifat fisik dan kimiawi bahan pangan2. bentuk alat dan media perantara pengering3. sifat fisik lingkungan alat pengering4. karakteristik alat Tujuan PengeringanTujuan dari pengeringan yaitu menghambat atau mencegah terjadinya kerusakan, mempertahankan mutu, menghindarkan terjadinya keracunan sehingga dapat mempermudah penanganan dan pengeringan barangkali lebih tepat bila disebut sebagai usaha untuk menghambat kerusakan karena lambat atau cepat bahan yang kering diawetkan akan menglami kerusakan juga. Daging yang dikeringkan dendeng akan bertahan selama 1-3 bulan. Bahan yang awet mempunyai nilai dan harga yang lebih tinggi karena risiko terjadinya kerusakan lebih yang kering meskipun mengalami perubahan-perubahan tetapi terjadinya sangat lambat sehingga seolah-olah tidak mengalami perubahan. Karena tidak mengalami perubahan, maka bahan yang mula-mula bermutu baik akan tetap baik selama jangka waktu kerusakan oleh beberapa mikroba dapat menyebabkan pembusukan bahan yang didahului terjadinya produksi racun atau toksin. Bahan yang telah mengandung racun tersebut dapat membahayakan kesehatan yang kering lebih mudah cara penanganannya, karena sortasi tidak perlu dilakukan serta kemungkinan penularan atau kontaminasi dapat diperkecil. Daging yang telah mengalami proses pengeringan akan tahan terhadap pengaruh kondisi-kondisi luar yang dapat merusak bahan tersebut sehingga dalam penyimpanannya akan lebih mudah karena kondisi penyimpanannya juga tidak sukar. Setelah dikeringkan, daging dendeng akan menjadi bentuk yang lebih praktis dan ringkas. Postingan populer dari blog ini a. Perhitungan Energi v Langkah Penggunaan AIBW Adjusted Ideal Body Weight Menghitung berat badan ideal IBW = TB – 100 – 10% = 160 – 100 – 10% = 54 kg Menggunakan AIBW Adjusted Ideal Body Weight karena ABW Actual Body Weight klien lebih besar 120% dari IBW Ideal Body Weight klien, dimana ABW klien 80 kg dan IBW klien 54 kg. Dibuktikan dengan, ABW/ IBW X 100% = 80/ 54 X 100% = 148,148% à ABW > 120% IBW Dikarenakan ABW Actual Body Weight klien lebih besar dari 120% dari IBW Ideal Body Weight klien, maka yang digunakan adalah AIBW Adjusted Ideal Body Weight . Menghitung Adjusted Ideal Body Weight AIBW AIBW = ABW – IBW X 0,25 + IBW = 80 – 54 X 0,25 + 54 = 60,5 kg Koefisien 0,25 25% pada perhitungan di atas menunjukkan persen dari kelebihan berat badan yang “ metabolic active ” dengan mempertim CARA MEMBUAT FORMULA RAHIDRATION SOLUTION FOR MALNUTRITION ReSoMal Cara membuat cairan ReSoMal Terdiri dari - Bubuk WHO-ORS untuk 1 liter * 1 pak - Gula pasir 50 gram - Larutan elektrolit/ mineral ** 40 ml - Di tambah air sampai larutan menjadi 2000 ml 2 liter Setiap 1 liter cairan ReSoMal ini mengandung 45 mEq Na, 40 mEq K dan 1,5 mEq Mg * bubuk WHO ORS untuk 1 liter mengandung 3,5 g NaCl, 2,9 g trisodium citrat dihidrat 1,5 g KCl dan 20 g glukosa Cara membuat larutan elektrolit ** larutan elektrolit/ mineral terdiri dari KCl 224 gram Tripotasium citrat 81 grm MgCl 2 ,6H 2 O 76 gram Zn asetat 2 Bagaimana cara menentukan anak kita lahir dan tumbuh menjadi anak stunting atau tidak? Cara penentuan anak stunting, menggunakan cara yang sama juga berlaku untuk menentukan status gizi anak berdasarkan indeks antropometri panjang badan menurut umur PB/U atau tinggi badan menurut umur TB/U. Contoh Anak perempuan umur 7 bulan memiliki panjang badan 61,5 cm. Bagaimanakah status gizi anak tersebut ? Anak perempuan dengan umur 7 bulan, panjang badan 61,5 cm ada di antara -3 SD dan -2 SD. Berdasarkan Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak, panjang badan anak yang berada di antara -3 SD dan -2 SD tergolong PENDEK. Sehingga dapat disimpulkan status gizi anak perempuan tersebut dikategorikan pendek berdasarkan indeks antropometri panjang badan menurut umur.

kerugian teknik pengeringan daging atau ikan adalah